Ketajaman 4-4-2 Diamond Liverpool dan Substitusi City yang Berhasil
Senin, 14/04/2014 13:46 WIB
Liverpool terus mendekatkan dirinya ke tangga juara setelah sukses
mengalahkan salah satu saingan terberat, Manchester City, dalam
pertarungan yang sangat sengit di Anfield.
Gol Philippe Coutinho di menit ke-78 membuat Liverpool dapat menutup laga dengan kemenangan tipis 3-2 dan ereka tetap berada di puncak klasemen sementara.
Dalam hal permainan, kedua tim tidak mengecewakan fansnya. Liverpool dan City mampu menghadirkan tensi pertandingan yang hampir tidak pernah turun selama 90 menit, yang menghasilkan cukup banyak pula.
Susunan Pemain
Brendan Rodgers menurunkan skuat sama yang diturunkan saat melawan West Ham. Hanya saja kali ini ia kembali menggunakan formasi 4-4-2 diamond dengan Raheem Sterling berada di belakang duet striker Luis Suarez dan Daniel Sturridge.
Liverpool mampu menurunkan starting line-up terbaiknya. Hanya Daniel Agger yang mesti absen karena belum kembali ke kondisi maksimalnya, dan Rodgers memilih Mamadou Sakho sebagai penggantinya.
Di kubu City, 3 pemain kunci yang sempat diragukan tampil pada pertandingan ini akhirnya dapat diturunkan. Yaya Toure dan Vincent Kompany masuk ke dalam tim inti, sedangkan Sergio Aguero bisa dimainkan pula di babak kedua.
Tapi keputusan Manuel Pellegrini ini sedikit berbuah blunder karena Toure hanya sanggup bermain hingga menit ke-19. Sementara itu Kompany, sang kapten yang biasanya diandalkan, malah melakukan 3 kesalahan dalam kettiga gol Liverpool.

Memulai dengan Tempo Tinggi
Gol Philippe Coutinho di menit ke-78 membuat Liverpool dapat menutup laga dengan kemenangan tipis 3-2 dan ereka tetap berada di puncak klasemen sementara.
Dalam hal permainan, kedua tim tidak mengecewakan fansnya. Liverpool dan City mampu menghadirkan tensi pertandingan yang hampir tidak pernah turun selama 90 menit, yang menghasilkan cukup banyak pula.
Susunan Pemain
Brendan Rodgers menurunkan skuat sama yang diturunkan saat melawan West Ham. Hanya saja kali ini ia kembali menggunakan formasi 4-4-2 diamond dengan Raheem Sterling berada di belakang duet striker Luis Suarez dan Daniel Sturridge.
Liverpool mampu menurunkan starting line-up terbaiknya. Hanya Daniel Agger yang mesti absen karena belum kembali ke kondisi maksimalnya, dan Rodgers memilih Mamadou Sakho sebagai penggantinya.
Di kubu City, 3 pemain kunci yang sempat diragukan tampil pada pertandingan ini akhirnya dapat diturunkan. Yaya Toure dan Vincent Kompany masuk ke dalam tim inti, sedangkan Sergio Aguero bisa dimainkan pula di babak kedua.
Tapi keputusan Manuel Pellegrini ini sedikit berbuah blunder karena Toure hanya sanggup bermain hingga menit ke-19. Sementara itu Kompany, sang kapten yang biasanya diandalkan, malah melakukan 3 kesalahan dalam kettiga gol Liverpool.

Memulai dengan Tempo Tinggi
Liverpool memulai pertandingan dengan sangat gemilang. Pada fase-fase
awal, mereka mampu memegang kendali permainan dan sukses mencetak dua
gol dalam 26 menit pertama. Permainan bola-bola pendek dikombinasikan
dengan kecepatan dalam menyerang balik juga berhasil dijalankan dengan
baik.
Sepanjang musim Liverpool memang sering memulai pertandingan dengan tempo tinggi yang mampu merepotkan lawan. Dari total 93 gol yang telah dibuat, 36%-nya terjadi pada 30 menit awal.
Kali ini, pada 25 menit pertama, Liverpool melepaskan 124 umpan sukses dari total 175 operan, sementara City hanya membuat 124 umpan dan hanya 90 yang berhasil. Penguasaan bola ini disertai dengan 5 attempt ke gawang Joe Hart, sementara City hanya mencatatkan 1 shot off target.
Kelengahan Tiga Bek City
Kedua fullback City, Gael Clichy dan Pablo Zabaleta, bermain dengan tidak simetris. Clichy bermain lebih ke depan untuk membantu dan meng-cover Samir Nasri yang lebih sering menusuk ke tengah. Sementara itu, Zabaleta tidak perlu naik terlalu jauh karena Jesu Navas bermain sebagai sayap murni yang menyisir pinggir lapangan.
Skema ini membuat City bermain dengan 3 bek ketika menerima serangan balik dari Liverpool. Zabaleta akan sedikit bergeser ke tengah untuk membentuk 3 bek bersama Kompany dan Martin Demichelis.
Tahu bahwa serangan balik Liverpool sangat berbahaya, Pellegrini kemudian menempatkan Fernandinho di depan lini pertahahanan.
Namun, yang terjadi di lapangan tidak semulus apa yang diinginkan Pellegrini. Saat terjadi serangan balik, Fernandinho berdiri terlalu jauh sehingga tidak dapat menutup pergerakan para penyerang Liverpool. Penyebabnya adalah Fernandinho harus menghadapi Sterling dan Coutinho sekaligus, karena Yaya Toure berhadapan dengan Jordan Henderson.
Tiga bek City kemudian juga melakukan sedikit kelengahan. Pergerakan Coutinho yang masuk dari sisi kiri pertahanan City membuat Demichelis membuka celah. Akibatnya, Suarez dapat melepaskan umpan terobosan kepada Sterling, yang tidak mampu terkawal Kompany karena telat beberapa langkah. Sterling lebih cepat masuk ke ruang kosong sebelum akhirnya kembali mengecoh Kompany untuk mencetak gol pertama.
Melihat kondisi ini Liverpool kemudian cenderung memulai serangan balik dari sisi sayap. Suarez maupun Sturridge berdiri melebar dan siap menerima bola clearance untuk langsung bersiap melakukan serangan balik. Terlihat dari chalkboard passing Liverpool hingga menit ke-26, Gerrard dkk cenderung melepaskan bola ke sisi kanan maupun kiri pertahanan City.
Sepanjang musim Liverpool memang sering memulai pertandingan dengan tempo tinggi yang mampu merepotkan lawan. Dari total 93 gol yang telah dibuat, 36%-nya terjadi pada 30 menit awal.
Kali ini, pada 25 menit pertama, Liverpool melepaskan 124 umpan sukses dari total 175 operan, sementara City hanya membuat 124 umpan dan hanya 90 yang berhasil. Penguasaan bola ini disertai dengan 5 attempt ke gawang Joe Hart, sementara City hanya mencatatkan 1 shot off target.
Kelengahan Tiga Bek City
Kedua fullback City, Gael Clichy dan Pablo Zabaleta, bermain dengan tidak simetris. Clichy bermain lebih ke depan untuk membantu dan meng-cover Samir Nasri yang lebih sering menusuk ke tengah. Sementara itu, Zabaleta tidak perlu naik terlalu jauh karena Jesu Navas bermain sebagai sayap murni yang menyisir pinggir lapangan.
Skema ini membuat City bermain dengan 3 bek ketika menerima serangan balik dari Liverpool. Zabaleta akan sedikit bergeser ke tengah untuk membentuk 3 bek bersama Kompany dan Martin Demichelis.
Tahu bahwa serangan balik Liverpool sangat berbahaya, Pellegrini kemudian menempatkan Fernandinho di depan lini pertahahanan.
Namun, yang terjadi di lapangan tidak semulus apa yang diinginkan Pellegrini. Saat terjadi serangan balik, Fernandinho berdiri terlalu jauh sehingga tidak dapat menutup pergerakan para penyerang Liverpool. Penyebabnya adalah Fernandinho harus menghadapi Sterling dan Coutinho sekaligus, karena Yaya Toure berhadapan dengan Jordan Henderson.
Tiga bek City kemudian juga melakukan sedikit kelengahan. Pergerakan Coutinho yang masuk dari sisi kiri pertahanan City membuat Demichelis membuka celah. Akibatnya, Suarez dapat melepaskan umpan terobosan kepada Sterling, yang tidak mampu terkawal Kompany karena telat beberapa langkah. Sterling lebih cepat masuk ke ruang kosong sebelum akhirnya kembali mengecoh Kompany untuk mencetak gol pertama.
Melihat kondisi ini Liverpool kemudian cenderung memulai serangan balik dari sisi sayap. Suarez maupun Sturridge berdiri melebar dan siap menerima bola clearance untuk langsung bersiap melakukan serangan balik. Terlihat dari chalkboard passing Liverpool hingga menit ke-26, Gerrard dkk cenderung melepaskan bola ke sisi kanan maupun kiri pertahanan City.

[Passing Liverpool hingga menit ke 26. Sumber: fourfourtwo.com]
Perpindahan Arah Serangan City
Tertinggal 2 gol dalam waktu 26 menit membuat Pellegrini harus melakukan sesuatu. Apalagi satu-satunya serangan City pada periode waktu itu lahir dari tendangan yang tidak tepat sasaran dari Yaya Toure.
Namun kemudian, dari menit ke-25 hingga ke-45, City mulai bangkit dan bisa melakukan 6 kali usaha mencetak gol. Hal ini terjadi akibat Pellegrini menggeser arah serangannya ke sisi kanan. Caranya adalah dengan menggeser David Silva ke kanan, sementara Nasri dipindahkan jadi gelandang serang tengah.
Dengan skema ini serangan City dari sisi kanan menjadi lebih bervariatif. Adanya tambahan 2 personel City yang berkumpul di sisi kanan juga membuat Jon Flannagan dan Henderson kewalahan menjaga sisi kiri pertahanan Liverpool.
Hasilnya, satu umpan silang Navas dari kanan tepat mengarah ke Fernandinho yang berdiri bebas di kotak penalti. Beruntung bagi Liverpool Mignolet dapat dengan sigap menepis tendangan first time Fernandinho.
Perbandingan chalkboard operan City pada menit 0-25 dan 25-45 menunjukan perubahan arah serangan City dari sisi kiri ke sisi kanan.


[Operan City menit 0-25 (atas) dan 25-45 (bawah). Sumber: fourfourtwo.com]
Kebangkitan City di Babak Kedua
Meski harus menutup babak pertama dengan tertinggal 2 gol, Pellegrini masih bisa melihat keropos pada pertahanan Liverpool. Serangan pada melalui sisi kanan cukup efektif untuk menembus pertahanan Sakho.
Namun ada sedikit masalah dengan Silva bermain ke pinggir. Pemain City yang masuk ke kotak penalti Liverpool menjadi lebih berkurang, terutama karena Navas lebih sering berada di pinggir lapangan.
Masuknya James Milner menjadi solusi akan permasalahan ini. Milner adalah pemain sayap yang memiliki kemampuan untuk menyisir sisi sayap, seperti Navas, namun juga dapat fleksibel untuk menusuk masuk ke kotak penalti.
Masuknya Milner juga membuat Silva tidak perlu bergeser terlalu ke pinggir untuk membantu serangan pada sisi kanan. Dengan bantuan overlap dari Zabaleta, yang juga mulai meninggalkan posnya, City jadi menang jumlah pemain di sisi kanan.
Hasil dari perubahan ini langsung terlihat selang 7 menit sejak Milner masuk menggantikan Navas. Tusukan Milner ke kotak penalti Liverpool berhasil mencipatakan ruang bagi Silva, yang kemudian dengan mudah meneruskan dan mengubahnya menjadi gol pertama City
Empat menit setelahnya, dengan skema yang hampir serupa, Silva dan Nasri mengobrak-abrik pertahanan Liverpool yang mulai panik setelah gol pertama. Melalui sisi kiri pertahanan Liverpool Silva melepaskan umpan silang ke tengah. Glen Johnson yang bermaksud menghalau bola justru membuat bola tersebut berbelok ke gawang Mignolet.
Substitusi Liverpool
Pasca gol kedua City, Sturridge mengalami cedera sehingga Rodgers menariknya keluar dan memasukkan Joe Allen. Formasi Liverpool pun berubah menjadi 4-3-3 dengan Allen mendampingi Henderson dan Gerrard di tengah, sementara posisi Coutinho sedikit naik ke depan.
Serangan Liverpool memang menjadi lebih berbahaya dengan formasi ini. Namun pola ini juga membuat pertahanan Liverpool lebih rentan terhadap bahaya. Ditambah lagi mental pemain City, yang bangkit setelah berhasil menyamakan kedudukan, membuat serangan sayap City semakin berbahaya.
Meski harus menutup babak pertama dengan tertinggal 2 gol, Pellegrini masih bisa melihat keropos pada pertahanan Liverpool. Serangan pada melalui sisi kanan cukup efektif untuk menembus pertahanan Sakho.
Namun ada sedikit masalah dengan Silva bermain ke pinggir. Pemain City yang masuk ke kotak penalti Liverpool menjadi lebih berkurang, terutama karena Navas lebih sering berada di pinggir lapangan.
Masuknya James Milner menjadi solusi akan permasalahan ini. Milner adalah pemain sayap yang memiliki kemampuan untuk menyisir sisi sayap, seperti Navas, namun juga dapat fleksibel untuk menusuk masuk ke kotak penalti.
Masuknya Milner juga membuat Silva tidak perlu bergeser terlalu ke pinggir untuk membantu serangan pada sisi kanan. Dengan bantuan overlap dari Zabaleta, yang juga mulai meninggalkan posnya, City jadi menang jumlah pemain di sisi kanan.
Hasil dari perubahan ini langsung terlihat selang 7 menit sejak Milner masuk menggantikan Navas. Tusukan Milner ke kotak penalti Liverpool berhasil mencipatakan ruang bagi Silva, yang kemudian dengan mudah meneruskan dan mengubahnya menjadi gol pertama City
Empat menit setelahnya, dengan skema yang hampir serupa, Silva dan Nasri mengobrak-abrik pertahanan Liverpool yang mulai panik setelah gol pertama. Melalui sisi kiri pertahanan Liverpool Silva melepaskan umpan silang ke tengah. Glen Johnson yang bermaksud menghalau bola justru membuat bola tersebut berbelok ke gawang Mignolet.
Substitusi Liverpool
Pasca gol kedua City, Sturridge mengalami cedera sehingga Rodgers menariknya keluar dan memasukkan Joe Allen. Formasi Liverpool pun berubah menjadi 4-3-3 dengan Allen mendampingi Henderson dan Gerrard di tengah, sementara posisi Coutinho sedikit naik ke depan.
Serangan Liverpool memang menjadi lebih berbahaya dengan formasi ini. Namun pola ini juga membuat pertahanan Liverpool lebih rentan terhadap bahaya. Ditambah lagi mental pemain City, yang bangkit setelah berhasil menyamakan kedudukan, membuat serangan sayap City semakin berbahaya.
Ternyata, keputusan Brendan Rodgers ini berbuah manis. Berawal dari lemparan ke dalam, Kompany gagal melakukan clearance dengan
sempurna. Bola liar yang bergulir di kotak penalti City kemudian dapat
dimaksimalkan oleh Coutinho dan membuat Liverpool kembali unggul 3-2.
Skor ini tidak berubah hingga akhir pertandingan.
Kesimpulan
Liverpool dan City saling bergantian dalam menguasai pertandingan. Liverpool dengan formasi 4-4-2 diamond yang bertumpu pada Sterling mampu merepotkan barisan pertahanan City dan mencetak dua gol dalam 26 menit. Sementara itu, City mampu menyamakan kedudukan setelah melakukan substitusi, yaitu menggantikan Milner dengan Navas, dan menyerang dengan bertumpu pada sayap kanan.
Masalah pertahanan Liverpool, yang ada sejak awal musim, masih belum juga terpecahkan oleh Rodgers. Liverpool memang sangat berbahaya ketika menyerang, namun juga lemah saat bertahan. Dua gol City merupakan bukti dari hal ini. Beruntung Liverpool memiliki Coutinho, yang dengan tenang mampu melepaskan gol kemenangan menjelang periode akhir pertandingan.
Menang atas rival terberat dalam perebutan gelar juara tentu bisa jadi dorongan mental yang baik bagi Gerrard dkk. Tapi belum berarti perjuangan mereka akan lebih mudah. City dan Chelsea akan terus mengintai hingga akhir musim dan siap menggeser "Si Merah" jika lengah.
===
* Dianalisis oleh Pandit Football Indonesia. Akun twitter: @panditfootball
Kesimpulan
Liverpool dan City saling bergantian dalam menguasai pertandingan. Liverpool dengan formasi 4-4-2 diamond yang bertumpu pada Sterling mampu merepotkan barisan pertahanan City dan mencetak dua gol dalam 26 menit. Sementara itu, City mampu menyamakan kedudukan setelah melakukan substitusi, yaitu menggantikan Milner dengan Navas, dan menyerang dengan bertumpu pada sayap kanan.
Masalah pertahanan Liverpool, yang ada sejak awal musim, masih belum juga terpecahkan oleh Rodgers. Liverpool memang sangat berbahaya ketika menyerang, namun juga lemah saat bertahan. Dua gol City merupakan bukti dari hal ini. Beruntung Liverpool memiliki Coutinho, yang dengan tenang mampu melepaskan gol kemenangan menjelang periode akhir pertandingan.
Menang atas rival terberat dalam perebutan gelar juara tentu bisa jadi dorongan mental yang baik bagi Gerrard dkk. Tapi belum berarti perjuangan mereka akan lebih mudah. City dan Chelsea akan terus mengintai hingga akhir musim dan siap menggeser "Si Merah" jika lengah.
===
* Dianalisis oleh Pandit Football Indonesia. Akun twitter: @panditfootball
Tidak ada komentar:
Posting Komentar